______________________________________________________________
Selasa, 13 Maret 2012 - Di antara banyak aspek mengesankan laut dalam, ekosistem terbesar Bumi, ada lingkungan yang disebut system ventilasi hidrotermal dimana air panas menyembur dari lantai laut. Sebaliknya, dasar laut juga memiliki daerah dingin dimana metana naik dari rembesan di dasar samudera.
Sangat langka menemukan kedua tipe habitat berpotongan di satu tempat, namun itulah yang para peneliti temukan dan jelajahi dalam ekspedisi tahun 2010 di lepas pantai Costa Rica. Sebuah deskripsi temuan para ilmuan, mencakup sejumlah besar spesies misterius yang belum dipelajari, diterbitkan dalam sebuah studi yang dipimpin oleh Lisa Levin dari Lembaga Oseanografi Scripps di UC San Diego pada edisi 7 Maret 2012 Proceedings of the Royal Society B (Biological Sciences).
Karena para peneliti yang mempelajari daerah tersebut berfokus terutama pada system ventilasi hidrotermal atau rembesan metana, Levin dan koleganya terkejut menemukan sebuah lokasi hybrid di sebuah daerah dimana hanya rembesan dingin telah dilaporkan sebelumnya. Mereka menyebut ekosistem ini “rembesan hidrotermal”.
“Aspek paling menarik dari lokasi ini adalah keberadaan tampilan mirip ventilasi dan mirip rembesan sekaligus,” kata Levin, “bersama dengan sejumlah besar cacing tabung dan kekayaan spesies baru yang belum teridentifikasi.”
Para peneliti menyelidiki sifat geokimia dari daerah ini – terkenal sebagai Jaco Scar di perbatasan Costa Rica dimana pegunungan bawah air bergerak di bawah lempeng tektonik – bersama dengan organisme kecil dan mikroba. Hewan yang hidup mulai dari yang biasa ditemui menghuni ventilasi panas atau rembesan dingin, bersama dengan spesies “dasar” yang ada di kedua daerah. Selain cacing tabung, tim peneliti mendokumentasikan ikan, kerang, remis, dan banyak sekali kepiting.
Karena begitu sedikit yang diketahui tentang samudera dalam, para peneliti mengatakan kalau ekosistem hybrid atau mosaic lainnya masih belum ditemukan, mungkin menunjukkan kehidupan laut yang terspesialisasi untuk hidup di lingkungan demikian.
“Ada banyak kejutan tertinggal di laut dalam,” kata Levin, direktur Pusat Keanekaragaman Hayati dan Pelestarian Laut Scripps. “Bukan hanya ada spesies baru namun hampir pasti aka nada komunitas dan ekosistem baru yang menunggu untuk ditemukan.” “Dalam hal ini, keberadaan manusia, dalam kapal selam ALVIN, menjadi kunci temuan kami. Lokasi ini telah dikunjungi dari jauh oleh peneliti lain, namun tidak hingga mata manusia melihat siraman air muncul dari bawah padang cacing tabung hingga kami memahami seberapa spesialnya Jaco Scar itu.”
Peneliti lain mencakup Greg Rouse, Geoffrey Cook dan Ben Grupe dari Lembaga Oseanografi Scripps; Victoria Orphan dan Grayson Chadwick dari California Institute of Technology; Anthony Rathburn dari Indiana State University; William Ussler III dari Monterey Bay Aquarium Research Institute; Shana Goffredi dari Occidental College; Elena Perez dari Natural History Museum London; Anders Waren dari Swedish Museum of Natural History; dan Bruce Strickrott dari Woods Hole Oceanographic Institution.
National Science Foundation mendukung penelitian ini. Bantuan disumbangkan oleh Centro de Investigación en Ciencias del Mar y LimnologÃa (CIMAR), Universidad de Costa Rica.
Sumber berita
Sumber: www.faktailmiah.com
Semoga Artikel diatas dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan biologi anda. Jangan lupa ya kunjungi selalu kabar-biologi.blogspot.com untuk mendapatkan beragam artikel biologi yang menarik. Selamat Beraktifitas.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar